BERITAPANTURA.id, JEPARA – Berbeda dengan sejumlah acara rangkaian Hari Jadi Ke-471 Kabupaten Jepara yang dibatalkan, prosesi buka luwur tetap digelar meski di bawah ancaman virus korona yang tengah mewabah. Berbagai tenaga kesehatan pun tetap diberlakukan, termasuk pembatasan jumlah peserta.
Plt. Bupati Jepara Dian Kristiandi menyampaikan buka luwur atau ritual penggantian kain penutup makam Pangeran Hadlirin, Ratu Kalinyamat, R.A. Prodo Binabar, dan Dewi Wuryan Retnowati dilaksanakan dengan cara berbeda. Sejumlah ritual disederhanakan tanpa mengurangi makna.

“Ini adalah satu bentuk penghormatan yang kita lakukan dalam bentuk sebuah ritual. Tentunya kegiatan ini juga kita lakukan sesuai dengan protokoler SOP kesehatan di tangah pandemi virus korona,” katanya.
Prosesi buka luwur pada Hari Jadi Ke-471 Kabupaten Jepara, langsung dimulai di Masjid Mantingan. Diikuti sedikit peserta dan tamu undangan, mereka tampak mengenakan masker penutup wajah. Fasilitas cuci tangan di depan masjid jadi sasaran pertama sebelum memasuki komplek makam..
Acara langsung diawali penyerahan santunan secara simbolis kepada anak yatim/piatu. Kemudian penyerahan luwur dari Plt. Bupati Jepara kepada Petinggi Mantingan Mohammad Syafi’i. Kain penutup makam selanjutnya dibawa menuju komplek makam utama, sebelah barat Masjid Mantingan.
Lantunan selawat nabi dikumandangkan mengiringi proses penggantian luwur, dan penaburan bunga. Duduk bersila berjarak di antara makam, jajaran Forkopimda, pejabat teras, pengurus makam bersama-sama mengkhatamkan Al-Qur’an. Dilanjutkan membaca tahlil dan ditutup doa.
Buka luwur menjadi tanda dimulainya Hari Jadi Kabupaten Jepara. Setiap tahunnya, selalu menjadi magnet daya tarik ribuan orang untuk menyaksikan. Dimulai dengan penyerahan luwur dari Pendopo Kartini Jepara, untuk kemudian dikirab menuju Makam Mantingan. (BP/02)